top of page
Writer's pictureCatet Academy

Dasar-dasar Laporan Keuangan: Panduan untuk Pemula



Laporan keuangan? Kedengarannya seperti urusan orang dewasa atau pebisnis yang serius ya? Eits, jangan salah! Laporan keuangan itu sebenarnya penting banget, bukan cuma buat yang sudah bekerja, tapi buat kita semua yang mau paham soal uang, bisnis, atau sekadar ngatur duit bulanan. Artikel ini bakal jadi panduan simpel tentang laporan keuangan buat kamu yang masih awam. Santai aja, kita bahas dari dasar banget, kok!


Apa sih Laporan Keuangan Itu?


Sebelum terlalu jauh, yuk kita bahas dulu apa sebenarnya laporan keuangan itu. Jadi, laporan keuangan adalah dokumen yang ngasih tahu kita gimana kondisi keuangan suatu perusahaan atau usaha dalam periode tertentu. Sederhananya, laporan ini kayak "rapor" buat keuangan perusahaan atau usaha kita. Lewat laporan ini, kita bisa tahu duit masuk dan keluarnya gimana, terus kondisi finansialnya sehat atau lagi minus.


Laporan keuangan punya beberapa jenis yang biasanya disusun secara lengkap. Nah, yang paling penting itu ada tiga jenis utama, yaitu:

  1. Laporan Laba Rugi - buat tahu untung atau rugi.

  2. Neraca - untuk lihat posisi keuangan.

  3. Laporan Arus Kas - buat ngecek aliran kas masuk dan keluar.


Kita bakal bahas satu per satu biar makin paham, ya!


1. Laporan Laba Rugi


Laporan laba rugi itu bisa dibilang seperti "uang jajan" kita sehari-hari. Di laporan ini, kita bisa lihat pemasukan (revenue) dan pengeluaran (expenses) yang didapat dalam periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. Nah, dari sini kita bisa tahu apakah usaha yang kita jalani untung atau rugi.


Contoh Gampangnya:


Misalnya kamu punya usaha jualan boba. Dalam sebulan, pemasukan kamu dari jualan boba sebesar Rp5.000.000, sedangkan biaya untuk bahan baku, listrik, dan gaji pegawai totalnya Rp3.000.000. Berarti laba bersih kamu di bulan itu adalah:


Laba Bersih = Pendapatan - Biaya= Rp5.000.000 - Rp3.000.000 = Rp2.000.000


Laporan laba rugi ini penting banget buat tahu performa usaha kamu: apakah sudah balik modal atau bahkan untung besar?


2. Neraca (Balance Sheet)


Sekarang lanjut ke laporan keuangan jenis kedua: neraca. Kalau laba rugi mirip uang jajan, maka neraca ini kayak tabungan atau harta yang kamu punya. Jadi, di neraca kita bisa lihat “apa yang kita punya” (aset) dan “apa yang kita utang” (kewajiban).


Ada tiga bagian utama di dalam neraca:

  • Aset (Assets): Semua yang dimiliki, kayak kas, piutang, atau inventaris.

  • Kewajiban (Liabilities): Semua yang harus dibayar, seperti hutang ke supplier atau pinjaman bank.

  • Ekuitas (Equity): Ini sisa harta atau nilai bersih setelah dikurangi utang. Ekuitas ini milik pemilik usaha.


Neraca ini kayak momen jujur buat tahu apakah perusahaan punya aset lebih banyak atau malah utangnya yang lebih banyak. Kalau aset lebih besar, berarti keuangan sehat. Kalau utang lebih besar, artinya perlu perbaikan nih, biar gak kebanyakan utang.


Contoh Simpelnya:


Misalnya, total aset usaha boba kamu sebesar Rp20.000.000 (termasuk uang tunai, bahan baku, dll), dan kewajibannya atau utang usaha sebesar Rp5.000.000. Maka, ekuitas atau nilai bersihnya adalah:


Ekuitas = Aset - Kewajiban= Rp20.000.000 - Rp5.000.000 = Rp15.000.000


Jadi, neraca ini penting banget buat tahu kekuatan finansial usaha, dan seberapa besar aset atau harta yang dimiliki setelah dikurangi utang.


3. Laporan Arus Kas (Cash Flow)


Terakhir ada laporan arus kas. Nah, laporan ini mirip catatan keluar-masuk duit harian kamu. Jadi, di sini terlihat uang yang masuk dan keluar, yang bikin kita tahu apakah bisnis kita punya cukup uang tunai buat operasional sehari-hari.

Laporan arus kas terbagi jadi tiga bagian:

  • Arus Kas Operasional: Duit masuk-keluar dari kegiatan utama bisnis.

  • Arus Kas Investasi: Duit yang dipakai atau dihasilkan dari investasi (misal: beli atau jual alat produksi).

  • Arus Kas Pendanaan: Duit yang datang dari pendanaan, seperti pinjaman bank atau investasi.


Laporan arus kas ini penting karena walau laba besar, kalau arus kas-nya minus, bisnis bisa mandek karena kehabisan dana operasional.


Contoh Praktisnya:


Misal, usaha boba kamu dapat pemasukan total Rp10.000.000 bulan ini, tapi biaya operasional total Rp8.000.000. Jadi, kamu punya sisa kas operasional sebesar:


Arus Kas Operasional = Pendapatan - Biaya Operasional= Rp10.000.000 - Rp8.000.000 = Rp2.000.000


Arus kas yang positif berarti ada uang lebih buat operasional bulan depan atau investasi.


Kenapa Laporan Keuangan Itu Penting?


Mungkin kamu mikir, “Aku gak punya bisnis, jadi gak butuh laporan keuangan.” Tapi, gak gitu juga! Laporan keuangan ini jadi dasar banget buat mereka yang mau paham aliran uang, tahu kapan harus irit atau invest, atau memulai usaha kecil-kecilan.


Dengan paham dasar laporan keuangan, kamu bisa:

  1. Ngatur keuangan pribadi lebih baik.

  2. Ngelola usaha kecil-kecilan atau UKM.

  3. Menyusun rencana keuangan yang sehat.


Bahkan, kalau kamu nanti mau ambil kuliah atau karier di bidang keuangan atau bisnis, ngerti laporan keuangan itu bakal jadi nilai plus.


Akhir Kata


Jadi, mulai sekarang coba deh pelan-pelan belajar laporan keuangan. Mulailah dari yang sederhana seperti catatan pengeluaran dan pemasukan bulanan. Terus kalau mau lebih lanjut, coba bikin laporan laba rugi mini buat uang jajan atau bisnis kecil kamu. Dijamin, paham laporan keuangan ini bikin kamu makin bijak dalam ngatur duit!

Semoga panduan singkat ini ngebantu kamu memahami dasar-dasar laporan keuangan. Gak usah takut duluan, kok! Laporan keuangan sebenarnya asik dan penting buat masa depan finansial yang lebih stabil. Selamat belajar, dan semoga sukses buat kamu yang sedang mulai belajar laporan keuangan!

0 comments

Related Posts

See All

Comments


bottom of page